Kamis, 04 Maret 2010

LPJ yang penuh Sejarah

19 Desember 2009, sore yang cukup indah dengan cuaca yang sejuk. Seperti telah diumumkan sebelumnya, hari itu akan menjadi moment bersejarah bagi seluruh KMK’ers terutama para pengurus. Hari sabtu itu mereka harus mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka perbuat untuk KMK UPI selama setahun kepengurusan. Dikomandani oleh Intan, para pengurus pun berkumpul dan duduk di posisi masing- masing.
LPJ dibuka oleh Jimmy yang bertindak sebagai pembawa acara sekaligus SC di kepengurusan Intan dan posisi moderator dipercayakan pada Winda. LPJ berjalan cukup alot dan menegangkan bahkan hampir keluar jalur, sampai akhirnya sang ketua pun tidak tahan & ambruk di tengah jalannya LPJ. Usut punya usut, ternyata sebelum LPJ dimulai, Intan memang dalam kondisi tidak fit. Namun perjuangan belum selesai! LPJ tetap dilanjutkan.

Ketidakhadiran Intan serta durasi segmen tanya jawab yang melampaui durasi waktu yang telah disepakati cukup membuat pengurus yang lain kewalahan dan tidak fokus, apalagi waktu telah menunjukkan pukul 3 dini hari.
Akhirnya, tibalah waktu untuk menentukan apakah LPJ diterima atau ditolak. Awalnya floor sepakat untuk menerima LPJ tersebut dengan syarat adanya revisi. Namun, argumentasi penolakan yang disampaikan alumni ternyata mampu mengubah keputusan floor dan terjadilah pengambilan keputusan yang tidak konsisten dan berulang- ulang sampai dicapai kesepakatan bahwa LPJ ditolak dengan syarat. Sungguh suatu hal yang menggelikan, bukankah jika sudah ditolak tak perlu ada syarat? Namanya juga ditolak! Ini adalah sejarah baru di dunia KMK atau bahkan pertama di dunia keorganisasian.
Semua peserta nampak semakin lelah, terutama para pengurus yang dibebani oleh rentetan pertanyaan peserta, istilah kerennya “dihakimi” dalam kasih . Para pengurus pun diberi waktu oleh moderator untuk merundingkan kembali waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan penolakan tersebut dan melaksanakan kembali LPJ, akhirnya pengurus bersepakat memilih tanggal 23 Januari 2010.
Pukul 4 pagi, LPJ pun ditutup dengan tidak adanya agenda yang terselesaikan. Capek, lelah, ngantuk, BT, lapar dan kesal (bagi sebagian orang) bercampur menjadi satu. Anggota berharap agar lain kali sejarah yang terjadi di LPJ selanjutnya adalah menyelesaikan LPJ dengan baik dan tenang sebelum pukul 00.00.
Semoga Tuhan memberkati ^_^ (Iranita)

"Kita tidak perlu pusing memikirkan perilaku aneh dari orang lain, yang kita perlukan hanyalah memperbaiki sikap kita untuk tidak melihat orang lain aneh" (Dja jendra.)

0 Comments:

Post a Comment